Laporan Lengkap
Nama : Resky Aulia
NIS : 114734
Kelas : III A
Kelompok : A22
Tanggal mulai : 25 Maret 2015
Tanggal selesai : 25 Maret 2015
Judul Penetapan : Penetapan kadar air pada pupuk NPK, Urea dan ZA
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui kadar air pada pupuk NPK, Urea dan ZA.
Dasar prinsip : Prinsip dari metode oven pengering
adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila
bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Landasan teori :
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat
kita tinggalkan, tetapi seiring diabaikannya dalam pembahasan mengenai gizi.
Air digunakan dalam jumlah yang lebih besar, baik dalam pangan maupun dalam
tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada seluruh
bobot tubuh, hampir 60 hingga 70 persen tubuh manusia terdiri dari air, jumlah
yang tepat tergantung dari faktor seperti usia, kelamin, keadaan kesehatan dan kegiatan
fisik (Suhardjo dkk, 1977).
Penetapan
kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada
sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan
bahan dalam oven pada suhu 105 – 110°C selama 3 jam atau sampai didapat berat
yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula
tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven
vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan,
bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat
yang konstan (Winarno,2004).
Penentuan
kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran dan susu,
menggunakan metode distilasi dengan pelarut tertentu, selain itu untuk bahan
yang mengandung kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan menggunakan
refraktometer disamping menentukan padatan terlarutnya pula. Disamping cara
fisik, ada pula cara kimia untuk menentukan kadar air. Mc Neil mengukur kadar
air berdasarkan volume gas asitilen yang dihasilkan dari reaksi kalsium karbida
dalam bahan yang akan diperiksa, cara bahan ini dipergunakan untuk bahan-bahan
seperti sabun, tepung, kulit, buuk biji panili, mentega dan sari buah (Winarno,
2004).
Kadar
air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering
(dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air secara dry basis
adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat
keringnya.Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat
airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat
air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah (Anonim,2009).
Penentuan
kadar air untuk berbagai bahan berbeda-beda metodenya tergantung pada sifat
bahan. Seperti misalnya:
1.
Untuk bahan yang tidak tahan panas, berkadar
gula tinggi, berminyak dan lain-lain penentuan kadar air dapat dilakukan dengan
menggunakan oven vakum dengan suhu rendah.
2.
Untuk bahan yang mempunyai kadar air tinggi
dan mengandung senyawa volatil (mudah menguap) penentuan kadar air dilakukan
dengan cara destilasi dengan pelarut tertentu yang berat jenisnya lebih rendah
daripada berat jenis air.
3.
Untuk bahan cair yang berkadar gula tinggi,
penentuan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan reflaktometer.
Kadar Air
Kadar
air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
persen.Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat penting pada
bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa
pada bahan pangan.Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan
daya awet bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).
Penentuan Kadar Air
Penentuan kandungan air dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya
penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu
105-110ºC selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat
sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.Untuk
bahan-bahan yang tidak tahan panas, dilakukan pemanasan dalam oven vakum dengan
suhu yang lebih rendah.(Winarno.1992).
Kadar air dalam bahan makanan dapat
ditentukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Metode pengeringan
2. Metode destilasi
3. Metode kimiawi
4. Metode fisis
Dalam
percobaan kali ini yang metode yang digunakan dalam melakukan proses penetapan
kadar air menggunkan cara pengeringan dengan metode oven biasa.
Penentuan kadar air dengan cara
pengeringan prinsipnya yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti
semua air sudah diuapkan.Cara ini relatif mudah dan murah.
Kelemahan cara ini adalah :
• Bahan lain disamping air juga ikut menguap
dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak
atsiri dan lain-lain.
• Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang
menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi atau
karamelisasi, lemak mengalami oksidasi.
• Bahan yang dapat mengikat air secara kuat
sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Dalam
melakukan proses pengeringan untuk mempercepat penguapan air serta menghindari
terjadinya reaksi yang menyebabkan terbentuknya air ataupun reaksi yang lain
karena pemanasan, maka dapat dilakukan dengan suhu rendah dan tekanan vakum.
Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang
sebenarnya (Sudarmadji 2003).
Metode Oven Biasa
Metode
oven biasa yang digunakan merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam
penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada
suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan
bahan setelah periode pemanasan tertentu.Kehilangan berat bahan yang terjadi
menunjukkan jumlah air yang terkandung.Metode ini terutama digunakan untuk
bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang
tidak atau rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan
serealia (AOAC 1984).
Alat dan Bahan :
Alat :
o Cawan porselin
o Spatula
o Eksikator
o Oven
o Tanur
o Gegep
Bahan :
o Pupuk NPK
o Pupuk Urea
o Pupuk ZA
Cara kerja :
1. Memijarkan cawan ditanur,dinginkan dalam eksikator
2. Menimbang bobot cawan kosong
3. Menimbang contoh 3 gram
4. Memasukkan dalam oven
5. Mendinginkan dalam eksikator
6. Menimbang bobot cawan yang sudah didinginkan
Pengamatan :
1. Pupuk NPK
Bobot petridish kosong = 46, 2998 g
Bobot petridish + sampel
(sebelum pengeringan) = 49, 3018 g
Bobot petridish + sampel
(setelah pengeringan) = 49,1915 g
2. Pupuk Urea
Bobot petridish kosong = 38, 3527 g
Bobot petridish + sampel
(sebelum pengeringan) = 41, 3857 g
Bobot petridish + sampel
(setelah pengeringan) = 41, 3611 g
3. Pupuk ZA
Bobot petridish kosong = 34, 9716 g
Bobot petridish + sampel
(sebelum pengeringan) = 37, 9833 g
Bobot petridish + sampel
(setelah pengeringan) = 37, 9782 g
Perhitungan :
Kadar air = bobot yang hilang x 100 %
bobot contoh
Perhitungan :
Kadar air = bobot yang hilang x 100 %
bobot contoh
1. Pupuk NPK
Kadar air = (49, 3018 - 49,1915) gram x 100 %
3, 0020 gram
= 3,67 %
2. Pupuk Urea
Kadar air = (41, 3857 - 41, 3611) gram x 100 %
3, 0330 gram
3, 0330 gram
= 0,81 %
3. Pupuk ZA
Kadar air = (37, 9833 - 37, 9782) gram x 100 %
3, 0117 gram
= 0,17 %
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan
bahwa kadar air pada
1. Pupuk NPK = 3,67 %
2. Pupuk Urea = 0,81 %
3. Pupuk ZA = 0,17 %
Daftar pustaka :
o http://faridahanumgm47.blogspot.com/2012/03/penetapan-kadar-air-metode-oven-biasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar